Kamis, 19 Mei 2011

Temukan Penyebabnya

          Soal kesalahan, ada kisah yang dinisbahkan kepada Abu Nawas. Dia mencari cincinnya yang jatuh. Ia cari di pekarangan rumah. Keluarganya pun ikut mencari. Begitu juga tetangganya. Semuanya membantu dia untuk mencari cincin itu. ”Memangnya tuh cincin hilang di sebelah mana?”. Abu Nawas menjawab, hilangnya di dalam rumah! Marahlah orang-orang yang membantunya. Kalau hilangnya di dalam rumah, kenapa nyarinya di luar rumah? Buang-buang energi saja. Gerutu orang-orang. Mestinya dikonsentrasikan pencariannya di dalam saja. Begitu kata mereka.

           Kisah di atas mengajarkan bahwa begitulah cara manusia dalam mencari jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Banyak menyalahkan orang lain. Padahal kesalahannya ada di diri sendiri. Mencari jawaban di luar, padahal jawabannya ada di dalam.

Selasa, 17 Mei 2011

Tiga Nasehat


Pada suatu hari ada seseorang yang menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, “Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat.”

Si burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di cabang pohon, dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.
Kata burung itu,

Tiga Nasehat
Pada suatu hari ada seseorang yang menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, “Aku tak berguna bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja aku, nanti kuberi kau tiga nasehat.”

Si burung berjanji akan memberikan nasehat pertama ketika masih berada dalam genggaman orang itu, yang kedua akan diberikannya ketika ia sudah berada di cabang pohon, dan yang ketiga ketika ia sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, dan meminta nasehat pertama.
Kata burung itu,

“Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesalinya.”
Orang itupun melepaskannya, dan burung itu sudah berada di cabang pohon,
Disampaikannya nasehat kedua,

“Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti.”
Kemudian burung itu terbang ke puncak bukit,
Dari sana ia berkata,

“Oh manusia malang! diriku terdapat dua permata besar, kalau saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya!”

Orang itu sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun kata orang itu, “Setidaknya, katakan padaku nasehat yang ketiga itu!”
Si burung menjawab,

“Alangkah bodohnya kau, meminta nasehat ketiga sedangkan yang kedua pun belum kau renungkan sama sekali! Sudah kukatakan padamu agar jangan kecewa kalau kehilangan, dan jangan mempercayai hal-hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau menyesali kehilanganmu dan mempercayai pada hal yang tak masuk akal. Aku tidak mungkin cukup besar untuk bisa menyimpan dua permata besar!.”

Kau bodoh. Oleh karenanya kau harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia.

sumber: buku kisah sufi (karya: Idries Shah)

HIKMAH
Kita seharusnya mencerna dahulu nasehat yang baru kita terima, dan kita tidaknya melaksanakan segala sesuatu dengan hawa nafsu, seperti orang tadi, yang terlebih dahulu nafsu untuk mendapatkan permata, dan ia belum sempat merenungkan nasehat yang ia terima dari si burung.

Senin, 16 Mei 2011

Menghadirkan Dzikir Dalam Keseharian

Setiap kita, tentu telah mengetahui bahwasanya Islam menganjurkan pemeluknya untuk berdzikir kepada Alloh SWT dimana dan kapan pun berada. Agar kita diberikan keringanan untuk mengamalkan dzikir tersebut, mari kita pahami sedikit ilmu seputar dzikir.
Kata ‘dzikir’ memiliki banyak arti tergantung dari media yang digunakan. Media tersebut bisa berupa hati/pikiran, lisan, atau perbuatan. Saat hati/pikiran yang dijadikan media, maka dzikir bermakna mengingat Alloh SWT. Saat lidah yang dijadikan media, maka dzikir bermakna menyebut nama dan sifat yang indah/terpuji serta kalimat-kalimat dzikir lainnya yang ada dalam al-quran dan hadits. Sementara itu, kalau anggota tubuh yang dijadikan media, maka dzikir berarti ketaatan terhadap Alloh dan rosulnya.
Setiap media tersebut, kalau dilakukan dengan penuh keikhlasan, maka darinya akan mendapatkan kebaikan. Namun yang lebih utama adalah mengintegrasikan ketiga media tersebut, yakni hati/pikiran dan lisan serta bermuara pada ketaatan yang konsisten. Saat keseharian hidup kita difokuskan  untuk mengerjakan ketaatan, maka secara tidak langsung kita sedang mengingat-Nya (dzikir). Rosululloh bersabda, “Barang siapa yang taat kepada Alloh, maka sungguh ia sedang dzikir kepada Alloh”.
Banyak kalimat dzikir yang diajarkan dalam islam misalnya Subhanalloh, Alhamdulilah, Allohu akbar, Laa ilaha illalloh dan lain sebagainya. Kalimat ini sangatlah ringan diperbuat namun banyak menuai pahala.
Saat kita berdzikir, sesungguhnya kita tidak melakukannya sendirian. Melainkan ditemani semua makhluq yang di alam semesta. Dikatakan dalam al-quran, semua makhluq memuji kebesaran tuhan, akan tetapi kita tidak memahami bahasa yang mereka gunakan. Salah seorang ulama mengatakan, boleh jadi saat kita membuka pintu dan terdengar suara pintu. Itu adalah bagian cara dia bertasbih kepada Alloh. Begitu pula dengan suara kilat, petir, sungai, awan, angin, dan lain sebagainya.
Saat kita berdzikir dengan lidah, maka hati dan pikiran haruslah mengawalnya. Agar dzikir yang dilakukan tidak kosong atau ngelantur. Berusahalah konsentrasi dan fokus untuk mengawal perjalanan dikir yang kita lakukan, dan yakinlah Alloh maha mendengar dan akan merespon apa yang diucapkan.
Dzikir utama yang diajarkan Islam adalah membaca alquran. Al-Quran akan datang memberikan pertolongan kepada orang yang membacanya. Untuk itu berkomitmenlah untuk tidak melewatkan sehari semalam tanpa membaca al-Quran meskipun minimal satu ayat. Al-Quran adalah  penawar hati dan pikiran, serta obat secara fisik. Ia memberi kesembuhan sekaligus rahmat bagi orang muslim.
Dengan memperbanyak dzikir kepada Alloh, maka kelak di yaumul akhir kita akan mendapatkan syafa’at karenanya. Saat berada di padang mahsyar, manusia akan berada dalam rasa panik dan mencari perlindungan. Pertama tama manusia ’mengemis’ kepada nabi nuh untuk meminta sya’faat. Namun, nabi Nuh tidak bisa memberikannya, malah ia menganjurkan meminta kepada nabi Ibrahin.
Saat menemui Nabi Ibrahim, beliau pun tidak bisa memberikan syafa’at, dan menganjurkan meminta kepada nabi Musa. Begitu pula nabi Musa. Ia tidak bisa memberikan syafa’at dan menganjurkan meminta kepada Isa.  Seperti halnya nabi sebelumnya, nabi Isa pun tidak bisa memberikan syafa’at dan dia menyarankan meminta kepada nabi Muhammad.
Sampailah manusia menemui nabi Muhammad, dan beliau bersabda, “Saya tidak berhak memberi pertolongan kecuali atas izin Alloh”.  Selanjutnya Alloh berfirman, “Berikan syafa’at kepada siapapun yang berhak mendapatkannya, kecuali orang yang rajin membaca Laa ilahaillalloh, karena Aku-lah yang langsung memberi syafa’at kepadanya”.
“Dikutip dari Pengajian Mesjid Darussalam Kota Wisata, 15 Jan 2011, Narasumber: DR Aminulloh”

Tiga Nasehat Rasululloh

Rasulullah SAW pernah memberikan tiga buah nasehat kepada kedua sehabatnya Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal:
“Bertakwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.” HR. Tirmidzi
Tiga pesan Rasulullah SAW tersebut layak untuk kita perhatikan karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.
1- BERTAQWA DIMANA SAJA
Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika sahabat Umar ra bertanya kepada Ubay bin Ka’ab apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati, waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”
Sedang menurut Sayyid Qutub dalam tafsirnya—Fi Zhilal al-Qur`an—taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.
Kalau ada suatu iklan minuman ringan: “Dimana saja dan kapan saja …”, maka nasehat Nabi SAW ini menunjukkan bahwa kita harus bertaqwa dimana saja. Sedang perintah taqwa kapan saja terdapat dalam surat Ali Imron 102:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”
Jadi dimanapun dan kapanpun kita harus menjaga ketaqwaan kita. Taqwa dimana saja memang sulit untuk dilakukan dan harus usaha yang dilakukan harus ekstra keras. Akan sangat mudah ketaqwaan itu diraih ketika kita bersama orang lain, tetapi bila tidak ada orang lain maka maksiyat dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, ketika kita berkumpul di dalam suatu majelis zikir, pikiran dan pandangan kita akan terjaga dengan baik. Tetapi ketika kita berjalan sendirian di suatu tempat perbelanjaan, maka pikiran dan pandangan kita bisa tidak terjaga. Untuk menjaga ketaqwaan kita dimanapun saja, maka perlunya kita menyadari akan pengawasan Allah SWT baik secara langsung maupun melalui malaikat-Nya.
2 KEBAIKAN YANG MENGHAPUSKAN KESALAHAN
Setiap orang selalu melakukan kesalahan. Hari ini mungkin kita sudah melakukan kesalahan baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Oleh sebab itu, segera setelah kita melaksanakan kesalahan, lakukan kebaikan. Kebaikan tersebut dapat menghapuskan kesalahan yang telah dilakukan.
Untuk dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah SAW bersabda “sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”. Maka ada orang yang ketika dia sakit maka dia akan memberikan sedekah agar penyakitnya segera sembuh. Hal ini dikarenakan segala penyakit yang kita miliki itu adalah karena kesalahan yang kita pernah lakukan.
Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain maka yang perlu dilakukan adalah memohon maaf yang bagi beberapa orang sangat sulit untuk dilakukan. Padahal Rasulullah SAW selalu minta maaf ketika bersalah bahkan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah… (QS. Abasa)”. Setelah minta maaf kemudian bawalah sesuatu hadiah atau makanan kepada orang tersebut, maka kesalahan tersebut insya Allah akan dihapuskan.
3- AKHLAQ YANG TERPUJI
Akhlaq terpuji adalah keharusan dari setiap muslim. Tidak memiliki akhlaq tersebut akan dapat mendekatkan seseorang dalam siksaan api neraka. Dari beberapa jenis akhlaq kita terhadap orang lain, yang perlu diperhatikan adalah akhlaq terhadap tetangga.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah)
Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
Dari hadits tersebut, peringatan Allah sangat keras sampai diulangi tiga kali yaitu tidak termasuk golongan orang beriman bagi tetangganya yang tidak aman dari gangguannya. Maka terkadang kita perlu instropeksi dengan menanyakan kepada tetangga apakah kita mengganggu mereka.
Wallahua’lam bish showab

Makan Sehat ala Rosululloh SAW.


Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain2 penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yg lainnya.
Ini pun adalah Diet Rasullulah SAW kita juga. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.
* Jangan makan SUSU bersama DAGING
* Jangan makan DAGING bersama IKAN
* Jangan makan IKAN bersama SUSU
* Jangan makan AYAM bersama SUSU
* Jangan makan IKAN bersama TELUR
* Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
* Jangan makan SUSU bersama CUKA
* Jangan makan BUAH bersama SUSU CTH :- KOKTEL
Cara Makan:
1. JANGAN MAKAN BUAH SETELAH MAKAN NASI, SEBALIKNYA MAKANLAH BUAH TERLEBIH DAHULU, BARU MAKAN NASI.
2. TIDUR 1 JAM SETELAH MAKAN TENGAH HARI. Dengan syarat agar kita bisa bangun untuk sholat malam.
3. JANGAN SESEKALI TINGGAL MAKAN MALAM . BARANG SIAPA YG TINGGAL MAKAN MALAM DIA AKAN DIMAKAN USIA DAN KOLESTEROL DALAM BADAN AKAN BERGANDA.
Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya… cobalah… Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek…. Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti. Dalam kitab juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.
Al-Quran Juga mengajarkan kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain :
1.   Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit. Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita boleh saksikan orang yang mandi pagi kebanyakan badan tak gemuk.
2.   Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi. Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).
3.   Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bersujud kurang lebih 1 menit. Kita akan terhindar dari sakit kepala atau migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka darah akan mengalir keruang tersebut.
4.   Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah menjilat jari. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis alat percerna makanan)

Jumat, 13 Mei 2011

YA ALLAH KU INGIN JODOH YANG TERBAIK

  
YA ALLAH KU INGIN JODOH YANG TERBAIK

Adalah suatu yang wajar jika setiap kita menginginkan jodoh kelak di kemudian hari seorang yang sempurna di sana sini.akan tetapi apakah setiap orang akan mendapatkannya???Bagaimana agar keinginan itu tdk sekedar angan2 saja????Bagaimana pula jika ternyata kelak realita tak seindah mimpi dan angan yang kita bayangkan...???
*JODOH ADALAH POTRET DIRI *
Ungkapan ini tdk berelebihan kiranya,krn bukankah pepatah mengatakan:barang siapa menanam dia akan memetik??? artinya dia akan menikmati hasil jerih payah yg dia usahakan demikian juga seseorang yg berusaha menjadikan dirinya baik,menjaga dirinya dr hal-ha lyg jelek,dan terus meningkatkan kebaikan2 diri dia akn''memanen'' jerih payahnya kalau diri kita mengingkan orang lain dalam hal ini calon jodoh kita yg baik.diapun menginginkan untk dirinya calon jodohnya yg baik pula.maka tdk pas kiranya jika kita berharap mendapat jodoh yg ''serba plus'' sementara kita membiarkan diri kita''serba minus''.
Wajib untk kita selalu ingat bahwa jika kita ingin mendapatkan jodoh yg baik jadikandiri kita baik terlebih dahulu allah swt.berfirman:''Wanita-wanita keji adalah untk laki-lakiyg keji,dan laki-laki yg keji adalah untk wanita yg keji (pula),dan wanita-wanita yg baik adalah untk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik adalah untk wanita-wanita yg baik(pula)''(QS.An-Nur:26).
Dalam ayat lain allah swt.berfirman:
''laki-laki yg berzinah tdk mengawini kecuali perempuan yg berzinah atau perempaun yg musyrik;dan perempaun yg berzinah tdk di kawini kecuali oleh laki-laki yg berzinah atau laki-laki yg musyrik;dan yg demikian itu di haramkan bagi orang2 mukmin''(QS.An-Nur:3).
kalau ada yg bertanya : mengapa ada istri nabi yg durhaka,semisal istri nabi Luth dan nabiNuh...???Di sini kita tdk melihatnya dr sisi yg baik untuk yg baik ,akan tetapi kita khususnya wanita bisa mengambil pelajaran bahwa kita hendaknya bersemangat dlm beramal shaleh krn kedudukan orang2 terdekat kita semisal pasangan hidup yg shaleh tdklah menjamin keselamatan diri kita dr azab allah.
Dan jangan lupa terkadang kita d uji dngn orang2 terdekat kita..kalau istri nabi saja bisa seprti itu,apakah tdk mungkin lg istri kita...???ketika kita menyadari hal ini,maka semestinya sejak awal kita mencari yg terbaik dengan harapan akn terus baik dan bahkan meningkat kebaikkan nya,dan tentu saja hendaknya mendorong kita untuk menjadi lbh baik dan terus memperbaiki diri Bukankah blm tentu pasangan seseorang baik,meski dia tergolong orang yg baik...???apakah lagi jika dia tdk termasuk orang yg baik...???
*JANGAN HARAP TERIMA JADI*
Dalam segala hal,kita di tuntut untk banyak belajar .orang tua khususnya ibu,begitu susahpayah mendidik balitanya agar bisa mengenakan pakaian sendiri,mengembalikan mainan ke tempatnya semula,tdk sembarangan membuang sampah,mencuci tangan sebelum & sesudah makan dan seterusnya...:baru kemudian dia bisa besenang hati melihat si kecil tumbuh menjadianak yg baik dan membanggakan.
Demikian juga seorang suami or istri,tdk bisa mengharap pasangannya menjadi istri or suamiyg semakin baik,tnp berusaha membantu pasangannya untuk itu,ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dalam suatu pernikahan,masing2 datang dngn kelebihan dankekurangan yg di sandangnya,kelebihan patut di syukuri,adapun kekurangan jangan di sesali.
bahkan hendaknya di usahakan bersama untk menguranginya or bahkan menghilangkan nya jika itu memungkinkan jika tdk khususnya apabila berkaitan dengan fisik maka memunculkan kelebihan2 baru yg lebih berarti dr pada mempersoalkan kekurangan yg tdk mungkin lg di perbaiki.itu setelah pernikahan sebelum pernikahan...???jangan pernah berharap calon jodoh yg sempurna.kenyataannya memang tdk ada pribadi ygsempurna yg terpenting,kedua pihak yg hendak menikah adalah pribadi yg siapdan punya motivasi berubah menjadi lebihi baik.syukur-syukur sudah punya track record yg bagus.
*AKUI KELEMAHAN DIRI SENDIRI*
Ketika melihat diri,mesti jujur kita akui bahwa kita adalah hamba yg dha'if mungkin sekali segala yg tampak setelah proses ta'aruf syar'i atau terdenger tentang seseorang yg sedangkita bidik unutk di jadikan pasangan hidup adalah serba indah tak bercacat sedang apa ygdi balik itu yg tdk sampai ke mata n telinga kita,kita tdk mengetahuinya bahkan orang yg kita anggap tedekat dengan si dia pun blh jd tdk ngeh...Taruhlah si dia itu memang sprt apa yg kita lihat dan kita denger.
tetapi bukankah si dia boleh jd baik bagi orang lain dan tdk baik bagi kita...???tidakkah kita pernah mendengar ada pasangan suami-istri yg bercerai gara2 lama tdk mendapat keturunan setelah masing2 menikah lagi ternyata masing2 di anugerahi keturunan lalu mesti gimana....???
Sikap yg terbaik tentu saja kita bertanya kepada yg maha mengetahui Dialah ALLAH dzat yangmaha berkuasa atas segala sesuatu ALLAH berfirman,
''.........Boleh jadi km membenci sesuatu padahal itu baik bagimu,dan boleh jadi km mencintai sesuatu
padahal ia buruk bagimu,ALLAH maha mengetahui ,sedangkan kamu tdk mengetahui'' (QS.AL-Baqarah:216).
Adapun caranya telah di ajarkan oleh Rasulullah saw.yaitu shalat istikharah lengkap dngn do'anya
So 'ingin jodoh yg baik....??? perbaiki diri,jangan menghayal yang tdk2,jangan berharap yg berlebihan ,banyak2 berdo'a,dan jangan lupa bertanya kepada yang maha tahu dan maha kuasa semoga dapat jodoh yang terbaik....!!! amin....amin
Apa iya wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik?
Kalau kita lihat di Al-Qur�an surat An-Nuur ayat 26 memang disebutkan demikian
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)"
Tetapi coba lihat konteksnya, di dalam Tafsir Ibnu Katsir jilid 6 Pustaka Imam Syafii halaman 32 dijelaskan bahwa yang dimaksud laki-laki yang baik dalam ayat ini adalah Rasulullah saw sebagai manusia yang paling baik sedangkan wanita yang baiknya adalah Aisyah ra sebagai isteri Rasulullah saw. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam pun menjelaskan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah wanita yang jahat hanya pantas bagi laki-laki yang jahat dan laki-laki yang jahat hanya cocok bagi wanita yang jahat. Wanita yang baik hanya layak bagi laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik hanya patut bagi wanita yang baik.
Perhatikan!
Hanya pantas, hanya cocok, hanya layak, hanya patut, ini tidak berarti wanita yang baik pasti akan mendapat laki-laki yang baik atau sebaliknya. Mau bukti? Pasti semua kenal dengan Fir�aun. "Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas." (QS. Ad Dukhaan:31). Bahkan dengan beraninya, (Seraya) berkata:"Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (QS. An Naazi�at : 24).
Tapi coba perhatikan isterinya !
"Dan Allah membuat isteri Fir�aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir�aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim."(QS. At-Tahrim : 11)
Ternyata terbukti, seorang wanita yang baik belum tentu mendapat laki-laki yang baik, lalu perhatikan lagi contoh ini !
"Perhatikan bagaimana istri Nabi Luth dibinasakan, Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." ( (QS.Al-A�raaf:83).
Waw, seorang Nabi mendapatkan istri yang demikian! Tidak hanya Nabi Luth yang dapat istri seperti itu, tapi juga Nabi Nuh !
"Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". (QS. At-Tahrim : 10)
Ternyata terbukti, seorang laki-laki yang baik belum tentu mendapat wanita yang baik!
Shalih atau tidaknya seseorang, baik atau tidaknya diri kita, itu urusan kita kepada Allah.
Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintakan pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.
Tetapi jika kita mendapat pasangan yang tidak baik maka sangat mungkin itu adalah ujian dari Allah swt.
Di dalam Al-Qur�an pun disebutkan, "Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara ISTERI-ISTERIMU dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun : 14)
Juga di dalam Al-Qur�an surat Ali �Imran ayat 14 " Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: WANITA-WANITA, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)"
Maka sangat baiklah jika kita berdoa. "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Furqaan : 74)
Hmmm, menarik bukan? Bahkan di sekitar kita juga banyak contoh yang bisa kita saksikan. Ada wanita shalihah, malah mendapat laki-laki bermasalah.
Ada laki-laki yang rajin ibadah, malah sering dikihianati wanita yang banyak berulah. Siapa menyangka, banyak orang beribadah berujung pada kekecewaan. Karena mereka mempunyai tujuan, orientasi, motivasi, atau niat yang salah: shalat Dhuha agar menjadi kaya, sedekah agar mendapat gaji berlipat atau jadi orang shalih agar mendapat istri/suami shalih. Padahal setiap shalatnya kita selalu bersumpah, dengan doa iftitah inna shalati wanusuki, wamahyaya, wamamati lillahirabbil�alamin (Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam).
Dan dijelaskan bahwa segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya (H.R. Bukhori No:01 dan Muslim No:1907)
Ini artinya, segala amal ibadah haruslah diniatkan hanya kepada Allah swt. sehingga mendapat balasan yang setimpal dari Allah swt. Allah menjanjikan balasan itu, tapi tidak selalu semua balasan akan kita terima di dunia ini. Orang-orang yang kecewa itu karena hanya berharap pada balasan yang langsung dia dapat di dunia.
Jadi, kalau mau rajin ibadah, ya beribadahlah karena Allah swt. Kalau mau menjadi orang shalih, ya jadilah orang shalih karena Allah swt.
Kita tidak akan MERUGI apalagi KECEWA jika segala sesuatu dikerjakan dengan IKHLAS hanya karena Allah swt, bukan karena wanita yang ingin dinikahi, atau dunia yang ingin dimiliki.
Pasti semua tahu, beginilah orang-orang shalih menerima balasannya.
"Tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan" (QS.SabaĆ¢:37)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya[670], di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh kenikmatan.(QS. Yunus :9)
[670]. Maksudnya: diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.(QS.An-Nahl:97)
[839].
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT membenci orang yang berhati kasar, sombong, angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat umum) pada malam hari serupa bangkai dan pada siang hari serupa keledai, MENGETAHUI urusan-urusan DUNIA tetapi JAHIL (BODOH) urusan AKHIRAT.” [HR Ahmad]
Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template